Perayaan Nyadran biasa dilakukan masyarakat
Yogyakarat menjelang bulan suci Ramadan. Mengirim doa bagi leluhur menjadi acara rutin dan tradisi turun temurun. Begitupun Nyadran di
Pedukuhan Bakal Pokok Kalurahan Argodadi. Nyadran di Pedukuhan Bakal Pokok ini
terhitung menarik karena terdapat satu situs warisan budaya yang terdapat di
dusun tersebut. Situs
tersebut adalah makam Panembahan Cokrowesi. “Panembahan
Cokrowesi adalah ulama keturunan Brawijaya V sekaligus cucu Sunan Kalijaga
dari jalur ibundanya. Ayahnya adalah Panembahan Bodho yang merupakan ulama penyebar agama Islam
di daerah Bantul dan masih keturunan Majapahit. Beliau adalah cicit Prabu Brawijaya V alias Raden Trenggono
yang merupakan putra Raden Kusen seorang Adipati Terung. Raden Kusen sendiri merupakan putra Raden Aryo Damar yang
beristri Dewi Dwarawati, sedangkan raden Aryo Damar merupakan Putra Prabu Brawijaya V raja Majapahit.” tutur Bapak Sujirwan selaku pengurus makam dan ketua panitia Nyadran Ageng Panembahan
Cokrowesi.
Nyadran Ageng ini sengaja digelar setiap tahun
dan ditingkatkan kwalitasnya untuk mempromosikan keberadaan situs makam
penyebar agama islam tersebut. “Acara Nyadran ageng ini akan dilaksanakan pada
tanggal 2 dan 3 Februari 2024 yang berlokasi di areal makam Panembahan Cokrowesi di
Pedukuhan Bakal Pokok. Tanggal 2 malam akan digelar acara kesenian, yakni
kesenian religi Khadisiswo dari Pedukuhan Sungapan Dukuh yang akan dilaksanakan mulai
jam 20.00 WIB di lapangan Volly selatan makam Panembahan. Sedangkan di pagi
harinya mulai jam 08.00 akan diadakan kirab budaya yang membawa gunungan apem dan uba rampe lain
dari masjid Panembahan Cokrowesi menuju makam. Kirab budaya
ini akan melibatkan seluruh unsur masyarakat di pedukuhan Bakal Pokok. Kirab akan
menempuh jarak kurang lebih 1 KM. sesampai dimakan gunungan apem yang dibawa oleh peserta akan didoakan dan dibagi untuk warga. Selanjutnya acara dilokasi
amakan akan diisi dengan kesenian hadroh dan pengajian oleh ustad Sarkowi.” Imbuh Pak Jirwan.
Pak Semidi Marta sebagai sesepuh budaya
Kalurahan Budaya Argodadi menyampaikan ; “Selain sebagai acara kirim doa,
Nyadran ini adalah peristiwa budaya yang didukung oleh masyarakat dan tentu
oleh Disbud Bantul. Tahun ini Nyadran Ageng Panembahan Cokrowesi
mendapatkan penghargaan ‘Adat
dan Tradisi Nyadran’ sebagai upacara adat yang lestari dan dikelola dengan baik, sehingga dinas kebudayaan Kabupaten Bantul merasa perlu memberikan apresiasi
terhadap peristiwa
tersebut. Saya juga mengajak kepada seluruh masyarakat umum untuk ikut dalam
acara tersebut, sehingga acara tradisi nyadran ini tetap bergairah dan
lestari.” tutup pak Semidi.
Tempat
berlangsungnya Nyadran Ageng Panembahan Cokrowesi berada di Pedukuhan Bakal
Pokok, Kalurahan Argodadi Sedayu Bantul. Warga berharap acara ini akan
didatangi banyak orang sehingga dapat menjadi sarana hiburan dan dapat memberi
efek ekonomi bagi masyarakat.