Minggu, 19 Maret 2023

Joane Win Dan Cotton Candy Buat Penonton Chicago Menangis

Joane Win dan Cotton Candy membuat penonton menangis saat tampil di Chicago 14 Maret 2023. Regina Art dan Joane Win kembali mementaskan monolog Cotton Candy di Indonesian Cultural Center, Chicago Amerika Serikat.

Seperti halnya pada pementasan di  Meksiko dan New York, dengan penjiwaan karakter yang baik, Joane Win membawakan karakter tokoh Lisa sebagai penyintas kekerasan seksual secara mendalam, Joane Win kembali membuat beberapa penonton menangis terharu saat menonton pertunjukan tersebut.



Ted C. Fishman, jurnalis New York Times dan penulis buku bestseller yang sempat menjadi dosen tamu di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, menyatakan tema monolog Cotton Candy relevan dengan perjuangan para penyintas kekerasan seksual. “Cotton Candy mengangkat tema yang hebat dan berani, Joane Win juga pintar membawakan cerita sehingga dapat menggetarkan hati saya.”  ungkap Ted sesaat setelah pertunjukan dilangsungkan.

Tanggapan positif juga diberikan oleh Alicia Katrina Hartono, generasi ke empat dari Group Djarum yang kini sedang meneruskan pendidikan Manufacturing and Design Engineering di Chicago. “Ini kali pertama saya menonton monolog yang sangat intens, tema yang diangkat Cotton Candy juga sangat penting mengenai korban kekerasan seksual. Dan cara Joane Win dalam mengeksplorasi panggung saat menyampaikan cerita juga sangat efektif.”



Michelle Tedja seorang mahasiswi dari University of Illinois Chicago yang juga menjabat sebagai Vice President for Permias Chicago, menyatakan sangat suka dengan akting dan peran yang dibawakan Joane Win. “Pesan dan pelajaran yang disampaikan di monolog Cotton Candy sangat kuat, sangat ekpresif. Di Indonesia sering dengar banyak cerita tentang peristiwa kerusuhan saat itu, saya takut, dan mungkin tadi saat menonton saya jadi teringat lagi cerita-cerita itu jadi saya sempat menangis dan pergi keluar untuk menenangkan diri. Dan saya sangat suka dengan akting Joane Win.” 

“Saya sangat bangga bisa melihat seniman Indonesia di Chicago, pada bulan Maret ada International Women’s Day dan pas banget Cotton Candy mengangkat tema kekerasan seksual pada perempuan, sangat menarik untuk melihat perspektif dari sisi korban, apakah ada victim blaming dll. Dan saya juga merasa pesannya sangat powerful dan relate dengan pendidikan saya tentang bagaimana sistem keadilan bagi korban kekerasan seksual. Harapan saya ini bisa dilihat oleh penonton yang lebih luas, bisa melibatkan NGO atau aktivis perempuan di Chicago.” ungkap Jaclyn, Mahasiswi di Northwestern Pritzker School of Law, Chicago, USA.



Konsul Jenderal Republik Indonesia di Chicago yaitu Bapak Meri Binsar Simorangkir, sangat mendukung diadakannya Indonesia Monologue Night yang mengangkat sejarah dan nama Indonesia ke dunia Internasional.

Dalam Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan tahun 2023 mencatat ada 457.895 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia pada 2022. Angka ini menurun dibanding sebelumnya. Dalam kumpulan data tersebut, data laporan kekerasan terhadap perempuan di ranah negara meningkat tajam dari tahun sebelumnya.



Untuk itu sebagai seniman, Joane Win bersama Regina Art ingin mengambil bagian dengan terus menyuarakan tentang korban kekerasan seksual melalui karya seni pertunjukan monolog Cotton Candy. Karena para penyintas masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak dalam mendapatkan keadilan dan pemulihan.




Minggu, 12 Maret 2023

𝗥𝗲𝗴𝗶𝗻𝗮 𝗔𝗿𝘁 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗜𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮 𝘁𝗮𝗺𝗽𝗶𝗹 𝗱𝗶 𝗞𝗼𝘁𝗮 𝗡𝗲𝘄 𝗬𝗼𝗿𝗸 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗣𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗛𝗮𝗿𝗶 𝗣𝗲𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻 𝗜𝗻𝘁𝗲𝗿𝗻𝗮𝘀𝗶𝗼𝗻𝗮𝗹.

 Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day pada tanggal 8 Maret 2023 di kota New York, Regina Art kembali mementaskan monolog Cotton Candy, karya ini disadur dari Ruang Arumanis yang mengeksplorasi tema kekerasan seksual terhadap perempuan dalam suatu peristiwa kerusuhan.

Dalam kasus kekerasan seksual, perempuan masih menjadi kelompok  rentan mendapat kekerasan seksual. Pun, dalam proses penegakan hukum seringkali mengabaikan kesehatan mental para penyintas.





Pada pementasan Cotton Candy, karakter Lisa digambarkan tengah berjuang mengatasi traumanya di sebuah lembaga kesehatan mental, dengan fasilitas yang memadai ternyata tidak serta merta dapat menyembuhkan luka batin yang Lisa rasakan. Dan pada kenyataanya masih banyak korban kekerasan seksual yang tidak mampu menjangkau fasilitas kesehatan atau tidak mendapatkan pendampingan dari psikolog.


Dilansir dari website resmi International Women's Day tahun ini mengangkat tema Embrace Equity, yaitu memberi kesempatan dan dukungan bagi tiap perempuan sesuai dengan kondisi dan latar belakang tiap individu tersebut. 



"Kami berharap kisah Lisa ini dapat mendorong banyak pihak untuk lebih memberikan dukunganya bagi pemulihan mental korban kekerasan seksual, sesuai dengan kondisi masing-masing korban. Karena mereka butuh penanganan yang tepat, dan harapan hidup yang masih panjang." Ujar Joane Win setelah pementasan di Bowery Poetry, kota New York.


Dengan penjiwaan dan penguasaan panggung yang hebat, Joane Win berhasil menghantarkan pesan yang ingin disampaikan kepada para penonton. 



Seperti yang disampaikan oleh Noemi dari Broadway League Administrators "Saya sangat menyukainya, terasa sangat intens, saya dapat merasakan rasa sakit yang dia alami, saya merasa Joane Win seperti benar-benar mengalami kejadian tersebut pada saat dia tampil tadi." Ujar Noemi.

Hal yang sama disampaikan oleh Leo Rubenfien seorang penulis buku dan fotografer terkenal di kota New York "Pertunjukan yang bagus, Joane Win sangat berbakat dan bisa menampilkan semua momen secara bertahap, yang bagus untuk penampilannya, jadi saya sangat menikmatinya." 

Hadir pula Cathy, seorang perempuan Tionghoa yang kini berdomisili di New York, "saya sampai terbawa suasana dan menangis sedih, karena teringat kerabat saya yang jadi salah satu korban ditengah kerusuhan yang terjadi di Jakarta dulu." ujar Cathy.

Beberapa staff di KJRI New York pun turut memberi dukungan atas pementasan tersebut. Tampak hadir ibu Marlene, Bapak Bayu, dan Bapak Ilham selama pertunjukan berlangsung.



 "Pementasan dari Regina Art ini sangat bagus untuk mengenalkan karya sastra dari Indonesia, dengan penjiwaan yang baik kami sempat ikut emosional, pasti akan kami dukung lagi untuk pementasan berikutnya." Kata Marlene dari KJRI di New York.


Dukungan untuk Regina Art juga datang dari Aktivis Perempuan dan Produser Dokumenter tanah air yaitu Olin Monteiro.

Dalam keterangan tertulisanya Olin menyatakan bahwa seni dengan perspektif gender dan empati sangat penting untuk menyuarakan isu kekerasan terhadap perempuan dan mengangkat harkat bagi perempuan. Ruang Arummanis/Cotton Candy berkreasi dalam monolog yang dengan nyata menjadikan seni lebih bermakna dengan penampilan yang menggugah penonton sekaligus berpihak pada suara korban yang selalu ditekan oleh suara-suara dalam pusaran  gerak teknologi dan informasi di Indonesia yang kadang belum memperjuangkan kepentingan perempuan survivor. Semoga lebih banyak karya seni yang lantang menggali isu-isu perempuan seperti Ruang Arummanis/Cotton Candy.

Indonesia Monologue Night akan diadakan kembali di kota Chicago pada pekan mendatang, ikuti media sosial instagram Regina Art (@regina_artmedia)  untuk kabar terbaru.